Selasa, 12 Maret 2013

Sidak Gudang Bulog

Di Posting pada hari Selasa, Maret 12, 2013

Sidak Gudang Bulog
Asisten Bidang Ekbang dan Kesra, H. Amir Daus S.Sos, M.Si selaku ketua Tim Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Raskin bersama Kepala Bagian Ekonomi Setda Kab. Bone beserta jajarannya, staff Bulog dan beberapa wartawan media cetak mendatangi Gudang GSP Bulog di Kecamatan Barebbo dan di Kecamatan Tonra untuk  SIDAK kualitas beras BULOG yang merupakan beras yang dibagikan untuk Program Raskin.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Juli 2012 untuk memastikan beras yang disalurkan  kepada masyarakat miskin pada Program Raskin berkualitas baik dan sesuai standar Bulog yaitu beras medium beras dengan kadar air maksimal 14%, butir patah maksimum 20%, butir menir maksimum 2% dan derajat sosoh minimal 95%. Pada Sidak ini, ditemukan bahwa beras yang ada di Gudang GSP Apala dan Gudang GSP Tonra berkualitas baik dan sesuai standar Bulog.
Sidak ini dilakukan karena Pemerintah Kabupaten Bone tidak ingin ada komplein dari masyarakat mengenai buruknya kualitas beras raskin seperti beras yang berkutu atau berjamur.

Rabu, 06 Maret 2013

LAJU PEREKONOMIAN

Di Posting pada hari Rabu, Maret 06, 2013
Kondisi perekonomian suatu daerah/wilayah sangat bergantung pada potensi dan sumber daya alam yang dimiliki dan kemampuan daerah itu untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, berbagai kebijaksanaan, langkah dan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, khususnya pemerintah daerah Kabupaten Bone.
Semua kebijaksanaan dan upaya pembangunan yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tahun 2010 telah mencapai 7.530.369,81 juta rupiah. Jika dibanding dengan nilai PDRB tahun 2009 sebesar 6.412.649,40 juta rupiah maka terjadi kenaikan sebesar 17,43 persen.
Salah satu manfaat hasil perhitungan PDRB yaitu dapat digunakan untuk melihat gambaran struktur perekonomian suatu daerah/wilayah. Struktur perekonomian Kabupaten Bone masih didominasi oleh sektor pertanian. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan total PDRB tahun 2010 sebesar 49,09 persen, urutan kedua sektor jasa-jasa sebesar 17,62 persen disusul sektor bangunan 7,61 persen dan sektor perdagangan, restoran dan hotel 7,43 persen dan sektor lainnya sebesar 18,25 persen.



PDRB  Kabupaten  Bone  dari  tahun  ke  tahun  terus  mengalami peningkatan. Pada    tahun 2010, nilainya telah mencapai Rp.7.530.369,81 juta atas dasar harga berlaku. Bila dibandingkan dengan   keadaan  tahun  sebelumnya  terjadi  peningkatan  sekitar 17,43 persen.  Dengan angka tersebut,  kontribusi Kabupaten Bone terhadap  pembentukan  PDRB  Propinsi Sulawesi  Selatan  pada tahun 2010 ini sebesar 6,39 persen yang berarti sumbangan PDRB Kabupaten  Bone terhadap PDRB Propinsi Sulawesi Selatan turun jika dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu sebesar 6,43 persen.

Tabel 01. PDRB Kabupaten Bone Atas dan PDRB Sulawesi Selatan Dasar Harga Berlaku, Tahun 2006 2010.




PERTUMBUHAN EKONOMI
Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bone tahun (2006-2010) sebesar 6,87 persen yang berarti perekonomian Kabupaten Bone relatif stabil. PDRB tahun 2010 atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar Rp. 3.213.085,05. Pertumbuhan ekonomi tahun 2006-2010 menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yang berarti perekonomian semakin membaik dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2010 dan secara umum pertumbuhan ekonomi relatif stabil.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 masing-masing pada tahun 2006 5,95 persen;  6,01 persen pada tahun 2007; 7,24 persen pada tahun 2008;  7,54 persen pada tahun 2009 dan 7,63 persen pada tahun 2010.

Tabel. 2. Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bone Tahun 2007 - 2010
 


PERKEMBANGAN EKONOMI
Rata-rata perkembangan ekonomi Kabupaten Bone tahun (2006-2010) 21,30 persen per tahun. Nilai PDRB tahun 2010 atas dasar harga berlaku adalah 7.530.369,81 juta rupiah jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 6.412.649,40 juta rupiah terjadi peningkatan sebesar 17,43 persen. Perkembangan perekonomian  dipengaruhi oleh kenaikan harga secara umun dengan kata lain dampak inflasi mempengaruhi perkembangan ekonomi namun pengaruhnya di Kabupaten Bone tidak begitu besar dan tidak mengganggu laju perekonomian secara umum.
Perkembangan Ekonomi mengalami peningkatan setiap tahunnya, perkembangan yang cukup signifikan dari tahun 2006 hingga tahun 2010 yaitu 16,02 persen pada tahun 2006; 14,58 persen pada tahun 2007; 21,17 persen pada tahun 2008 dan 19,89 persen pada tahun 2009 serta 17,43 persen pada tahun 2010.

 STRUKTUR EKONOMI
Struktur perekonomian selama periode tahun (2006-2010) masih sangat didominasi oleh sektor pertanian yang kontribusinya terhadap total PDRB Kabupaten Bone atas dasar harga berlaku yaitu 56,33 persen pada tahun 2006, pada tahun 2007 sebesar 54,34 persen, tahun 2008 sebesar 52,69 persen dan tahun 2009 sebesar 49,94 persen serta pada tahun 2010 sebesar 49,09 persen.
Sektor pertambangan dan galian mempunyai kontribusi terkecil pada total PDRB Kabupaten Bone atas dasar harga berlaku yaitu sebesar 0,39 persen pada tahun 2006; 0,52 persen pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 0,58 persen dan tahun 2009 sebesar 0,62 persen serta pada tahun 2010 sebesar 0,64 persen.
Sektor industri pengolahan menyumbang 8,36 persen pada tahun 2006; 8,28 % pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 7,61 persen dan tahun 2009 sebesar 6,98 persen serta pada tahun 2010 sebesar 6,93 persen.
Sektor Listrik, Gas, & Air Bersih menyumbang 0,95 persen pada tahun 2006;  0,85 persen pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 0,78 persen dan tahun 2009 sebesar 0,73 persen serta pada tahun 2010 sebesar 0,72 persen.
Sektor Bangunan menyumbang 4,20 persen pada tahun 2006; 5,55 persen pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 6,16 persen dan tahun 2009 sebesar 6,74 persen serta pada tahun 2010 sebesar 7,61 persen.
Sektor perdagangan, restoran dan hotel menyumbang 7,93 persen pada tahun 2006; 7,41 persen pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 7,31 persen dan tahun 2009 sebesar 7,14 persen serta pada tahun 2010 sebesar 7,43 persen terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku.
Sektor Angkutan & Komunikasi menyumbang 4,68 persen pada tahun 2006;  5,45 persen pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 5,26 persen dan tahun 2009 sebesar 4,81 persen serta pada tahun 2010 sebesar 4,58 persen.
Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan menyumbang 4,99 persen pada tahun 2006; 5,21 persen pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 5,23 persen dan tahun 2009 sebesar 5,18 persen serta pada tahun 2010 sebesar 5,37 persen.
Sektor jasa-jasa menempati urutan kedua dengan kontribusi sebesar 12,17 persen pada tahun 2006;  12,40 persen pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 14,39 persen dan tahun 2009 sebesar 17,87 persen serta pada tahun 2010 sebesar 17,62 persen.

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto
Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bone
Tahun 2006-2010 (persen) 


Memperhatikan kondisi distribusi dan pertumbuhannya, nampak struktur ekonomi perekonomian tidak mengarah pada posisi yang seimbang antara sektor pertanian dan sektor industri.
Industri yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Bone adalah Industri yang mengolah hasil pertanian serta Industri yang bahan bakunya diperoleh dari sumberdaya lokal. Mengingat kontribusi sektor pertanian terhadap total PDRB sangat besar setiap tahunnya. Pada tahun 2010 Kontribusi Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku sebesar 49,09 persen dengan besar kontribusi tanaman bahan makanan sebesar 23,91 persen, Tanaman perkebunan sebesar 6,52 persen, Peternakan sebesar 1,54 persen, Kehutanan sebesar 0,07 persen dan Perikanan Sebesar 17,05 persen.
Kontribusi Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan sebesar 51,58 persen dengan besar kontribusi tanaman bahan makanan sebesar 24,52 persen, Tanaman perkebunan sebesar 6,28 persen, Peternakan sebesar 1,54 persen, Kehutanan sebesar 0,07 persen dan Perikanan Sebesar 19,17 persen.

 PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan perkapita merupakan salah satu indikator untuk melihat rata-rata tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah, namun  angka tersebut belum menggambarkan pendapatan penduduk secara nyata dan merata, karena angka tersebut hanya merupakan angka rata-rata.

TABEL PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DAN ANGKA PERKAPITA
KABUPATEN BONE TAHUN 2006-2010



PDRB perkapita atas dasar harga berlaku selama periode 2006-2010 tanpa memperhitungkan biaya penyusutan dan pajak tak langsung masing-masing pada tahun 2006 sebesar Rp. 5.541.502 (perkembangan 16 persen), sebesar Rp 6.324.386 (perkembangan 14,12 persen) pada tahun 2007. Pada tahun 2008 sebesar Rp 7.579.164 (perkembangan 19,84 persen) dan sebesar Rp.9.009.719 (perkembangan 18,87 persen) pada tahun 2009 serta pada tahun 2010 sebesar Rp. 10.492.627 (perkembangan 16,45 persen). Rata-rata  perkembangan 17,05 persen per tahun, perkembangan tertinggi pada tahun 2008 sebesar 19,84 persen.
PDRB perkapita  atas dasar harga berlaku selama periode 2006-2010 setelah memperhitungkan biaya penyusutan dan pajak tak langsung masing-masing pada tahun 2006 sebesar Rp. 4.816.320, sebesar Rp 5.496.753 pada tahun 2007. Pada tahun 2008 sebesar Rp 6.587.326 dan sebesar Rp. 7.830.673 pada tahun 2009 serta pada tahun 2010 sebesar Rp. 9.119.522.
Secara riil Pendapatan perkapita atas dasar harga konstan 2000 tanpa memperhitungkan biaya penyusutan dan pajak tak langsung masing-masing sebesar Rp 3.505.628 (pertumbuhan 5,41 persen) pada tahun 2006, sebesar Rp 3.701.779  (pertumbuhan 5,94 persen) pada tahun 2007. Pada tahun 2008 sebesar Rp 3.934.523 (pertumbuhan 6,28 persen) dan sebesar Rp. 4.195.196 (pertumbuhan 6,62 persen) pada tahun 2009 serta pada tahun 2010 Rp. 4.477.682 (pertumbuhan 6,73 persen). Rata-rata  pertumbuhan 6,19 persen per tahun, pertumbuhan tertinggi pada tahun 2010 sebesar 6,73 persen.
Pendapatan perkapita riil atas dasar harga konstan 2000 setelah memperhitungkan pajak tak langsung dan biaya penyusutan sebesar Rp 3.031.814 pada tahun 2006. Pada tahun 2007 sebesar Rp 3.201.453, Pada tahun 2008 sebesar Rp 3.402.740 dan sebesar Rp. 3.628.181 pada tahun 2009 serta pada tahun 2010 sebesar 3.871.924.

INFLASI
Inflasi adalah kenaikan harga-harga, biaya-biaya dan upah secara umum, yang dihitung dengan menggunakan indeks harga konsumen (IHK) yang mengukur harga sekumpulan barang konsumsi dan jasa pada tahun tertentu dibandingkan dengan tahun dasar.
TABEL
INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN PERUBAHANNYA (INFLASI)               
KOTA WATAMPONE TAHUN 2010



Inflasi yang terjadi di Kabupaten bone termasuk inflasi moderat. Dalam situasi inflasi moderat dan stabil, harga bergerak tidak jauh menyimpang. Tingkat suku bunga riil tidak terlalu rendah yaitu tingkat suku bunga nominal dikurangi tingkat inflasi, hal ini berarti uang masih memiliki sebagian besar nilainya dari tahun ke tahun selama periode 2006-2010.
Dengan tingkat inflasi berimbang, tidak akan ada akibat apapun terhadap output riil, tingkat efisiensi atau distribusi pendapatan, tidak ada gangguan–gangguan pada harga relatif serta tarif pajak. Kondisi ini mendorong calon investor domestik maupun asing untuk melakukan investasi dengan penggunaan tenaga kerja seoptimal mungkin.

KONDISI UMUM

Di Posting pada hari Rabu, Maret 06, 2013
LETAK GEOGRAFIS
Kabupaten Bone merupakan salah satu Kabupaten di pesisir timur Propinsi Sulawesi Selatan yang terletak antara 04013’ – 5006 Lintang Selatan dan antara 119042’ - 120040’ Bujur Timur dan mempunyai garis pantai sepanjang 138 Km dari arah selatan ke arah utara serta berjarak ± 174 Km dari Kota Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.
Dengan batas wilayah sebagai berikut
-          Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten wajo dan Soppeng
-          Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sinjai dan Gowa
-          Sebelah Timut berbatasan dengan teluk Bone
-          Sebelah Selatan berbatasan dengankabupaten maros, pangkep dan Barru

ADMINISTRASI
Luas wilayah kabupaten Bone ± ­­­4.559 Km2 7,3% dari total luas wilayah Propinsi Sulawesi Selatan. Secara administratif terdiri dari 27 Kecamatan dan 41 Kelurahan serta 331 Desa dengan jumlah dusun sebanyak 1.110 dan lingkungan sebanyak 161. Kecamatan Bontocani merupakan Kecamatan yang terbesar yakni sebesar ±463,35 Km2 atau 10,16 % dari luas kabupaten Bone. Kecamatan terkecil yaitu Kecamatan Tanete Riattang yang juga merupakan Ibukota Kabupaten dengan luas ±23,79 Km2 atau 0,52 % dari luas kabupaten Bone.
 
Presentasi Luas Kecamatan Di Kabupaten Bone Tahun 2010


PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Bone dapat digolongkan kedalam beberapa tipe penggunaan seperti hutan, persawahan, padang rumput/rawa, tambak/kolam/empang dan perkampungan. Penggunaan lahan yang terbesar yaitu untuk hutan baik hutan Negara maupun hutan rakyat seluas ±114.416 Ha atau 29,02% dari luas lahan dikabupaten Bone.

·         Lahan tanah, kayu-kayuan, hutan Rakyat        : 3,69%
·         Lahan Kering sementara tidak ditanami          : 3,10%
·         Tambak, Kolam,Tebat/Empang                       : 2,32%
·         Ladang/Huma, Padang rumput, Rawa-rawa   : 1,08%
·         Tegal/Kebun                                                    : 16,66%
·         Pekarangan/Bangunan                                     : 5,40%
·         Hutan Negara                                                   : 25,33%
·         Perkebunan                                                      : 15,06%
·         Sawah                                                               : 23,10%
·         Lainnya.                                                           : 4,24%


IKLIM
Kabupaten Bone memiliki dua jenis musim yakni musim penghujan dan musim kemarau dengan tipe iklim sedang. Pada priode bulan April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan.Sebaliknya pada priode Oktober-Maret bertiup angin barat, yang pada waktu itu Kabupaten Bone akan mengalami musim kemarau, tetapi terdapat juga sektor peralihan dimana Kecamatan Bontocani dan Libureng yang sebagian wilayahnya mengikuti sektor barat dan sebagiannya lagi mengikuti sektor timur. Suhu minimum di Kabupaten Bone adalah 260 C dan suhu maksimum 430 C. Melihat kondisi tersebut, maka daerah ini memungkinkan untuk menghasilkan berbagai jenis komoditi pertanian yang memiliki nilai Ekonomi tinggi.


PENDUDUK
Jumlah penduduk Kabupaten Bone pada tahun 2010 sebanyak 717.682 jiwa, yang terdiri dari 341.614 jiwa pria dan 376.068 jiwa wanita dengan kepadatan penduduk rata-rata 157 jiwa per km2 pada tahun 2010. Laju pertumbuhan penduduk dalam kurung waktu 2009-2010 memperlihatkan peningkatan yakni sebesar 0,83%.

TENAGA KERJA
Potensi sumber daya manusia yang dimiliki Kabupaten Bone sangat besar dilihat dari jumlah penduduk dan tingkat pendidikan, hal ini merupakan salah satu faktor pendukung utama dalam menggali sumber daya alam  Kabupaten Bone yang melimpah dan memanfaatkannya seoptimal mungkin untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Bone.
Hasil survei Angkatan Kerja Nasional pada tahun 2010 penduduk Kab. Bone yang berumur 15 tahun ke atas yang merupakan angkatan kerja 64,67 persen. Dari jumlah tersebut 85,02 persen adalah laki-laki dan 47,44 persen adalah perempuan. Bagian dari penduduk yang bukan angkatan kerja 35,33 persen terdiri dari 14,98 persen laki-laki dan 52,26 persen perempuan. 21,66 persen dari bukan angkatan kerja sehari-harinya mengurus rumah tangga, 5,80 persen sekolah dan 7,87 persen melakukan kegiatan lain.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan salah satu ukuran yang sering digunakan untuk mengukur kegiatan ekonomi penduduk. TPAK merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah seluruh penduduk usia 15 tahun ke atas. TPAK penduduk 15 tahun ke atas Kab. Bone pada tahun 2010 sebanyak 64,67 persen. 
Tingkat Pengangguran Terbuka merupakan rasio antara pencari pekerjaan dan jumlah angkatan kerja. Pada tahun 2010, tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,29 persen.
Pencari kerja yang terdaftar pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Kab. Bone berjumlah 1.399 jiwa. Pencari kerja yang terdaftar terbanyak dari Kec. Tanete Riattang sebanyak 367 jiwa dan yang terendah dari Kec. Bontocani yaitu 3 jiwa.
Dilihat dari lapangan usaha, sebagian besar penduduk Kab. Bone bekerja di sektor pertanian sebanyak 77,17 persen dari jumlah penduduk yang bekerja.
Sektor lain yang juga banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor industri pengolahan sebanyak 21,58 persen dan yang paling sedikit menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan hanya 2,58 persen.


Kondisi Kependudukan & Ketenagakerjaan di Kab. Bone
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010
No
Uraian
Jumlah
Total
Ket.
Laki-laki (Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
 1
2
 3 


4 

Penduduk
Usia 15 Tahun
Angkatan Kerja
-      Bekerja
-      Menganggur
Angkatan kerja yg mencari kerja
Bukan Angkatan Kerja
-Sekolah
-Penerima Penghasilan
 350.750
1.906
176.584 
175.048
1.536
2.679 

42.914
27.211
15.703
 354.967
33.706
159.619
157.714
1.905
3.376 

98.638
62.532
36.106
 705.717
65.614
336.203
332.762
3.441
6.055 

141.552
89.743
51.809

Kondisi Kependudukan & Ketenagakerjaan di Kab. Bone
Menurut Klasifikasi Pendidikan Tahun 2010
No
Uraian
Klasifikasi Pendidikan
Total
Ket.
SD
SMP
SMU
D1
D2
D3
S1
S2
S3
1
2


3

 4 
Penduduk
Angkatan Kerja
-      Bekerja
-      Menganggur
Angkatan kerja yg mencari kerja
Bukan Angkatan Kerja
- Sekolah
- Penerima Penghasilan
     





76
    





 109
     





3.922
  





 175
    





166



  



353







1.242
   





12






-
   





6.055

Banyaknya Perusahaan Tenaga Kerja & Transmigrasi di Kab. Bone
Tahun 2009-2010
 No
Uraian
Tahun
Ket.
2009
2010
  

 3
Unit Usaha 
  
Tenaga Kerja 
  
 Nilai Investasi
698 

4.967 
  
 -
728 
  
5.075 

 -
Jasa Konstruksi
Jasa Umum
L = 3767     P = 1200 
L = 4043     P = 1032
-
Data Perusahaan Sesuai
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI)
Tahun 2009-2010
No
KLUI
Tahun
Ket.
2009
2010
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanian
Pertambangan
Industri
Listrik
Bangunan
Perdagangan
Pengangkutan
Keuangan
Jasa-jasa
4
2
64
2
322
231
25
14
27
3
2
50
3
349
251
26
14
30


Jumlah
689
728



Dari hasil survei ini secara umum dapat kita lihat bahwa lapangan pekerjaan utama di Kab. Bone adalah sektor Pertanian, terutama Pertanian tanaman pangan dengan komoditi padi, palawija, dan hortikultura sebesar 49,53 %, menyusul sektor Perkebunan dengan komoditi tanaman kakao sebesar 5,03 %. Secara keseluruhan Lapangan Pekerjaan Utama Sektor Pertanian sebesar 69,63 %. Sektor Pertanian terdiri sektor Pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan kelautan serta peternakan. Menyusul sektor jasa sebesar 13,39 % lalu sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 10,43 %.
  • Blogger news

  • Blogroll

  • About