Kondisi perekonomian suatu daerah/wilayah
sangat bergantung pada potensi dan sumber daya alam yang dimiliki dan kemampuan
daerah itu untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki. Untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki, berbagai kebijaksanaan, langkah dan upaya
yang telah dilakukan oleh pemerintah, khususnya pemerintah daerah Kabupaten
Bone.
Semua kebijaksanaan dan upaya pembangunan yang
telah dilakukan menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal tersebut dapat
dilihat dari besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga berlaku tahun 2010 telah mencapai 7.530.369,81 juta rupiah. Jika
dibanding dengan nilai PDRB tahun 2009 sebesar 6.412.649,40 juta rupiah maka
terjadi kenaikan sebesar 17,43 persen.
Salah satu manfaat hasil perhitungan PDRB
yaitu dapat digunakan untuk melihat gambaran struktur perekonomian suatu
daerah/wilayah. Struktur perekonomian Kabupaten Bone masih didominasi oleh
sektor pertanian. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan
total PDRB tahun 2010 sebesar 49,09 persen, urutan kedua sektor jasa-jasa
sebesar 17,62 persen disusul sektor bangunan 7,61 persen dan sektor
perdagangan, restoran dan hotel 7,43 persen dan sektor lainnya sebesar 18,25
persen.
PDRB Kabupaten
Bone dari tahun
ke tahun terus
mengalami peningkatan. Pada tahun
2010, nilainya telah mencapai
Rp.7.530.369,81 juta atas dasar harga berlaku. Bila dibandingkan dengan keadaan
tahun sebelumnya terjadi
peningkatan sekitar 17,43
persen. Dengan angka tersebut, kontribusi Kabupaten Bone terhadap pembentukan
PDRB Propinsi Sulawesi Selatan
pada tahun 2010 ini sebesar 6,39 persen yang berarti sumbangan PDRB
Kabupaten Bone terhadap PDRB Propinsi
Sulawesi Selatan turun jika dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu sebesar 6,43
persen.
Tabel 01. PDRB Kabupaten
Bone Atas dan PDRB
Sulawesi Selatan Dasar Harga Berlaku, Tahun 2006– 2010.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bone
tahun (2006-2010) sebesar 6,87 persen yang berarti perekonomian Kabupaten Bone
relatif stabil. PDRB tahun 2010 atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar Rp.
3.213.085,05. Pertumbuhan ekonomi tahun 2006-2010 menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan yang berarti perekonomian semakin membaik dengan pertumbuhan
tertinggi pada tahun 2010 dan secara umum pertumbuhan ekonomi relatif stabil.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010 masing-masing pada tahun 2006 5,95 persen; 6,01 persen pada tahun 2007; 7,24 persen pada
tahun 2008; 7,54 persen pada tahun 2009
dan 7,63 persen pada tahun 2010.
Tabel. 2. Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bone Tahun 2007 - 2010
PERKEMBANGAN
EKONOMI
Rata-rata
perkembangan ekonomi Kabupaten Bone tahun (2006-2010) 21,30 persen per tahun. Nilai
PDRB tahun 2010 atas dasar harga berlaku adalah 7.530.369,81
juta rupiah jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 6.412.649,40
juta rupiah terjadi peningkatan sebesar 17,43 persen. Perkembangan
perekonomian dipengaruhi oleh kenaikan harga secara umun dengan kata lain
dampak inflasi mempengaruhi perkembangan ekonomi namun pengaruhnya di Kabupaten
Bone tidak begitu besar dan tidak mengganggu laju perekonomian secara umum.
Perkembangan Ekonomi mengalami peningkatan setiap tahunnya,
perkembangan yang cukup signifikan dari tahun 2006 hingga tahun 2010 yaitu 16,02
persen pada tahun 2006; 14,58 persen pada tahun 2007; 21,17 persen pada tahun
2008 dan 19,89 persen pada tahun 2009 serta 17,43 persen pada tahun 2010.
STRUKTUR
EKONOMI
Struktur perekonomian selama
periode tahun (2006-2010) masih sangat didominasi oleh sektor pertanian yang
kontribusinya terhadap total PDRB Kabupaten Bone atas dasar harga berlaku yaitu
56,33 persen pada tahun 2006, pada tahun 2007 sebesar 54,34 persen, tahun 2008
sebesar 52,69 persen dan tahun 2009 sebesar 49,94 persen serta pada tahun 2010
sebesar 49,09 persen.
Sektor pertambangan dan galian mempunyai
kontribusi terkecil pada total PDRB Kabupaten Bone atas dasar harga berlaku
yaitu sebesar 0,39 persen pada tahun 2006; 0,52 persen pada tahun 2007, tahun
2008 sebesar 0,58 persen dan tahun 2009 sebesar 0,62 persen serta pada tahun
2010 sebesar 0,64 persen.
Sektor industri pengolahan
menyumbang 8,36 persen pada tahun 2006; 8,28 % pada tahun 2007, tahun 2008
sebesar 7,61 persen dan tahun 2009 sebesar 6,98 persen serta pada tahun 2010
sebesar 6,93 persen.
Sektor Listrik, Gas, & Air
Bersih menyumbang 0,95 persen pada tahun 2006; 0,85 persen pada tahun 2007, tahun 2008
sebesar 0,78 persen dan tahun 2009 sebesar 0,73 persen serta pada tahun 2010
sebesar 0,72 persen.
Sektor Bangunan menyumbang 4,20
persen pada tahun 2006; 5,55 persen pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 6,16
persen dan tahun 2009 sebesar 6,74 persen serta pada tahun 2010 sebesar 7,61
persen.
Sektor perdagangan, restoran dan
hotel menyumbang 7,93 persen pada tahun 2006; 7,41 persen pada tahun 2007,
tahun 2008 sebesar 7,31 persen dan tahun 2009 sebesar 7,14 persen serta pada
tahun 2010 sebesar 7,43 persen terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku.
Sektor Angkutan & Komunikasi
menyumbang 4,68 persen pada tahun 2006; 5,45
persen pada tahun 2007, tahun 2008 sebesar 5,26 persen dan tahun 2009 sebesar
4,81 persen serta pada tahun 2010 sebesar 4,58 persen.
Sektor Keuangan, Persewaan, &
Jasa Perusahaan menyumbang 4,99 persen pada tahun 2006; 5,21 persen pada tahun
2007, tahun 2008 sebesar 5,23 persen dan tahun 2009 sebesar 5,18 persen serta
pada tahun 2010 sebesar 5,37 persen.
Sektor jasa-jasa menempati urutan
kedua dengan kontribusi sebesar 12,17 persen pada tahun 2006; 12,40 persen pada tahun 2007, tahun 2008
sebesar 14,39 persen dan tahun 2009 sebesar 17,87 persen serta pada tahun 2010
sebesar 17,62 persen.
Distribusi
Produk Domestik Regional Bruto
Menurut
Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bone
Tahun
2006-2010 (persen)
Memperhatikan
kondisi distribusi dan pertumbuhannya, nampak struktur ekonomi perekonomian
tidak mengarah pada posisi yang seimbang antara sektor pertanian dan sektor
industri.
Industri yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Bone
adalah Industri yang mengolah hasil pertanian serta Industri yang bahan bakunya
diperoleh dari sumberdaya lokal. Mengingat kontribusi sektor pertanian terhadap
total PDRB sangat besar setiap tahunnya. Pada tahun 2010 Kontribusi Sektor
Pertanian Atas Dasar Harga Berlaku sebesar 49,09 persen dengan besar kontribusi
tanaman bahan makanan sebesar 23,91 persen, Tanaman perkebunan sebesar 6,52
persen, Peternakan sebesar 1,54 persen, Kehutanan sebesar 0,07 persen dan
Perikanan Sebesar 17,05 persen.
Kontribusi Sektor Pertanian Atas Dasar Harga Konstan sebesar 51,58
persen dengan besar kontribusi tanaman bahan makanan sebesar 24,52 persen,
Tanaman perkebunan sebesar 6,28 persen, Peternakan sebesar 1,54 persen,
Kehutanan sebesar 0,07 persen dan Perikanan Sebesar 19,17 persen.
PENDAPATAN PERKAPITA
Pendapatan perkapita merupakan salah satu
indikator untuk melihat rata-rata tingkat kesejahteraan penduduk suatu daerah,
namun angka tersebut belum menggambarkan
pendapatan penduduk secara nyata dan merata, karena angka tersebut hanya
merupakan angka rata-rata.
TABEL
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DAN ANGKA PERKAPITA
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku
selama periode 2006-2010 tanpa memperhitungkan biaya penyusutan dan pajak tak
langsung masing-masing pada tahun 2006 sebesar Rp. 5.541.502 (perkembangan 16
persen), sebesar Rp 6.324.386 (perkembangan 14,12 persen) pada tahun 2007. Pada
tahun 2008 sebesar Rp 7.579.164 (perkembangan 19,84 persen) dan sebesar Rp.9.009.719 (perkembangan 18,87
persen) pada tahun 2009 serta pada tahun 2010 sebesar Rp. 10.492.627 (perkembangan 16,45 persen).
Rata-rata perkembangan 17,05 persen per tahun, perkembangan tertinggi
pada tahun 2008 sebesar 19,84 persen.
PDRB
perkapita atas dasar harga berlaku selama periode 2006-2010 setelah
memperhitungkan biaya penyusutan dan pajak tak langsung masing-masing
pada tahun 2006 sebesar Rp. 4.816.320, sebesar Rp 5.496.753 pada tahun 2007.
Pada tahun 2008 sebesar Rp 6.587.326 dan sebesar Rp. 7.830.673 pada tahun 2009 serta
pada tahun 2010 sebesar Rp. 9.119.522.
Secara riil Pendapatan perkapita atas dasar
harga konstan 2000 tanpa memperhitungkan biaya penyusutan dan pajak tak
langsung masing-masing sebesar Rp 3.505.628 (pertumbuhan 5,41 persen) pada
tahun 2006, sebesar Rp 3.701.779 (pertumbuhan
5,94 persen) pada tahun 2007. Pada tahun 2008 sebesar Rp 3.934.523 (pertumbuhan
6,28 persen) dan sebesar Rp. 4.195.196 (pertumbuhan 6,62 persen) pada tahun
2009 serta pada tahun 2010 Rp. 4.477.682 (pertumbuhan 6,73 persen). Rata-rata
pertumbuhan 6,19 persen per tahun, pertumbuhan tertinggi pada tahun 2010
sebesar 6,73 persen.
Pendapatan perkapita riil atas dasar harga
konstan 2000 setelah memperhitungkan pajak tak langsung dan biaya penyusutan
sebesar Rp 3.031.814 pada tahun 2006. Pada tahun 2007 sebesar Rp 3.201.453, Pada
tahun 2008 sebesar Rp 3.402.740 dan sebesar Rp. 3.628.181 pada tahun 2009 serta
pada tahun 2010 sebesar 3.871.924.
INFLASI
Inflasi adalah kenaikan harga-harga, biaya-biaya
dan upah secara umum, yang dihitung dengan menggunakan indeks harga konsumen
(IHK) yang mengukur harga sekumpulan barang konsumsi dan jasa pada tahun
tertentu dibandingkan dengan tahun dasar.
TABEL
INDEKS HARGA
KONSUMEN (IHK) DAN PERUBAHANNYA (INFLASI)
KOTA
WATAMPONE TAHUN 2010
Inflasi yang terjadi di Kabupaten bone
termasuk inflasi moderat. Dalam situasi inflasi moderat dan stabil, harga
bergerak tidak jauh menyimpang. Tingkat suku bunga riil tidak terlalu rendah
yaitu tingkat suku bunga nominal dikurangi tingkat inflasi, hal ini berarti
uang masih memiliki sebagian besar nilainya dari tahun ke tahun selama periode
2006-2010.
Dengan tingkat inflasi berimbang, tidak akan
ada akibat apapun terhadap output riil, tingkat efisiensi atau distribusi
pendapatan, tidak ada gangguan–gangguan pada harga relatif serta tarif pajak.
Kondisi ini mendorong calon investor domestik maupun asing untuk melakukan
investasi dengan penggunaan tenaga kerja seoptimal mungkin.
Categories:
0 komentar:
Posting Komentar